Selasa, 13 Mei 2014

Sekilas Tentang Suling Sunda

Selamat datang di blog nan edukatif ini...hhe. Apa kabar sahabat? Semoga sahabat blogger semua ada dalam keadaan sehat wal afi'at. Aamiin.
Oke sahabat, disini saya bukan maksud untuk menggurui, hanya sekedar berbagi wawasan yang saya ketahui mengenai alat musik yang sangat saya sayangi..hhe. Apakah itu? Ceilah dari judul saja sudah ketebak kan apa itu alat musiknya? Yup that is suling sunda.

Apakah itu suling? Semua orang pasti mengetahui apa yang dinamakan suling. Semacam alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Tiap daerah hampir pasti memiliki instrumen ini, dari mulai Bali, Padang, Cirebon, Jawa dan tentu saja daerah Sunda atau yang biasa disebut Pasundan. Pasundan merupakan wilayah kerajaan Sunda. Menurut Aom Ahmad, salah satu budayawan asal Sumedang yang juga merupakan penanggung jawab Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang, wilayah Pasundan terbentang dari kali Cipamali di Jawa Tengah hingga sungai Citarum di Jawa Barat.

Suling Sunda merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu. Bahan utama suling adalah bambu tamiang, bambu yang panjang dan memiliki permukaan licin serta daging bambu yang tipis. Mengapa harus bambu tamiang? Karena dengan struktur bambu tamiang yang memiliki daging yang tipis akan sangat mudah untuk membuat suling ini serta resonansinya ( lubang suara atau bisa juga disebut lubang getar) pun akan lebih besar daripada bambu yang bukan tamiang. Sehingga suara yang dihasilkan akan nyaring terdengar.



Gambar bambu tamiang (sumber : www.google.com)

Bagian kepala suling, dekat lubang kecil, dikelilingi oleh balutan rotan/bambu tipis yang berfungsi untuk menghasilkan getaran suara.


Kepala suling yang dikelilingi rotan (sumber : www.google.com)

Ada dua jenis suling  Sunda yaitu suling dengan enam lubang jari dan suling dengan empat lubang jari.Suling dengan enam lubang jari dinamakan suling tembang, sementara suling dengan empat lubang jari dinamakan suling degung.


Gambar suling tembang dan suling degung (sumber : www.google.com)

Suling Sunda lubang enam digunakan untuk mengiringi tembang dan kawih namun lebih dominannya pada tembang, fungsinya adalah sebagai nada dasar pesinden dalam bernyanyi, membawakan melodi dan lebih
memperindah melodi, ornamentasi atau tekhnik yang dimainkan suling pasti sama dengan sinden.

Suling tembang memiliki ukuran dan fungsi yang berbeda, antara lain :
1. Suling untuk mengiringi Tembang Sunda Cianjuran : ukuran 60-62 cm
2. Suling untuk mengiringi kawih : ukuran 52-58 cm

Ukuran yang terdapat pada keterangan di atas adalah ukuran untuk panjang seluruh bahan suling, untuk ukuran tempat lubang biasanya dikenal dengan isilah ukuran bagi sepuluh, misalnya ukuran suling adalah 60, maka seluruh ukuran akan di bagi sepuluh maka akan terdapat ukuran 6 cm sebagai jarak lubang suling.

Namun di dalam pelarasan ukuran tersebut tidak pasti kadang-kadang berubah sebab pelarasan dilakukan dengan gamelan sementara pelarasan gamelan pun berbeda-beda. Laras adalah patokan utama dalam bermain musik Sunda. Dalam musik modern sama halnya dengan patokan kunci yang diambil, contohnya do = g, do = f, dsb.

Di dalam pengukuran lubang suling, artinya besar-kecilnya lubang berbeda-beda pula, jika besar lubang suling sama maka pelarasannya tidak akan benar.

Macam-macam laras dalam suling antara lain:

1. Pelog degung : da-mi-na-ti-la-da (123451) di dalam skala diatonik musik Barat adalah: do si sol fa mi do (175431).
2. Madenda atau sorog : da mi na ti la da [1 2 3 4 5 1],di dalam skala diatonik musik Barat adalah : fa mi do si la fa [4’ 3’ 1’ 7 6 4]
3.Salendro : da mi na ti la da [1 2 3 4 5 1], di dalam skala diatonik musik Barat adalah :re do la sol fa re [2’ 1’ 6 5 4 2]



Demikian sebagian penjelasan saya mengenai suling Sunda mohon maaf bila terdapat banyak kesalahan dalam tulisan ini. Kritik dan saran dari sahabat-sahabat blogger sangat saya tunggu. Terima kasih telah berkunjung. 


TANJEUR PADJADJARAN